Degeneratif

DEGENERATIVE DISEASE OF THE SPINE (ABC changes)

DEGENERATIVE DISEASE OF THE SPINE (ABC changes)

A: NUCLEUS PULPOSUS

Di kebanyakan kasus, proses degeneratif dimulai dari nukleus pulposus. Nukleus pulposus yang dalam kondisi baik dibentuk oleh struktur gelatin yang mempunyai elastisitas dan viscositas yang tiggi ditambah dengan proteoglycans dan air intermolekular (hingga 80%). Fungsinya adalah untuk menjaga tekanan yang diterima oleh tulang atau yang disebut intradiscal pressure. Karena adanya proses degeneratif, nucleus pulposus akan kering dan mengalami penurunan tekanan  sehingga akan berimbas pada kerusakan di annulus fibrosus.

Annulus fibrosus dan nucleus pulposus

B: ANNULUS FIBROSUS, END PLATE DAN BONE MARROW

1. Annulus Fibrosus

Adanya cidera atau robekan pada serat fibrous annulus mengakibatnya timbulnya rasa nyeri ketika spine mendapatkan beban berlebih. Cidera atau robekan ini dapat berubah menjadi suatu cavitas atau retakan yang pada nantinya akan terjadi disc herniation. Kelemahan struktrur annulus fibrosus ini pada akhirnya mengakibatkan ketidakmampuan disc untuk menjaga garis normal (alignment) dari tulang belakang sehingga terjadilah instabilitas atau spondylolisthesis. Semua proses ini akan terjadi secara irreversibel. 

Selain itu juga, akan terjadi Vacuum phenomenon karena pada proses degeneratif tersebut, gas nitrogen terakumulasi di dalam disc space  dan tidak dapat keluar. Proses ini sangat cepat sekali dan berakibat terjadinya instabilitas pada spine.

Intradiscal fluid accumulation. Yaitu adanya cairan di dalam disc yang berhubungan dengan adanya vacuum phenomenon. Juga terjadi intradiscal calcification yang menyebabkan terjadinya kalsifikasi pada disc. Sangat umum terjadi di annulus fibrosus  lower thoracic spine.

2. Disk Displacement

Adanya perubahan posisi (displacement) dari intervertebral disc dapat bersifat diffuse (bulging) atau focal herniation (protrusion, extrusion and extrusion with sequestration). Sementara untuk komplikasi yang ditimbulkannya dapat neurological, vascular atau focal.

    1. Komplikasi neurologis adalah komplikasi yang paling umum terjadi disebabkan karena adanya kompresi pada nerve root dan spinal cord
    2. Komplikasi vaskuler adalah sekunder akibat dari kompresi kronis pada arteri vertebralis atau arteri medula segmental  yang memperdarahi spinal cord.
    3. Komplikasi focal biasanya muncul karena adanya reaksi inflamasi lama sekunder sebagai akibat dari hernia kronis yang pada akhirnya akan terjadi extensive epidural scarring.

3. Endplate & Bone Marrow changes

Kerusakan pada endplate adalah tanda nyata (hallmark) adanay suatu perubahan degeneratif.

Enam tipe kerusakan endplated menurut tingkat keparahan kerusakannaya: type I is a normal end plate; type II indicates thin end plates without obvious breaks; type III de- notes an end plate showing focal defects without subchondral bone changes; type IV signifies breaks involving less than 25% of the surface, usually associated with adjacent bone  marrow changes; type V refers to large (up to 50%) end plate defects with associated bone marrow changes; type VI repre- sents extensive end plate damage involving almost the entire end plate

Dengan menggunakan MRI dapat dilakukan penilaian derajat perubahan dari endplate yang disebut dengan Skala Modic.

There are three types of Modic changes (Järvinen, et al., 2015; Mann, et al., 2014)

      1. Type 1 – Represents fibrovascular changes in the subchondral bone marrow such as oedema and inflammation. Type I refers to acute degenerative changes which are often associated with pain. These images will show high signal intensity on T2 and low signal intensity on T1 images.
      2. Type 2 – Represents replacement of bone with fatty yellow marrow. It can be distinguished with increased signal intensity in both T1 and T2 images.
      3. Type 3 – Represents the replacement of bone with bony sclerosis where there is little residual marrow. Sclerotic changes will also be visible on XRAY. There is low signal intensity on both T1 and T2 images.

4. Degenerative intervertebral instability 

Adalah ketidakmampuan dari intervertebral disc, facet joints dan ligamentous apparatus  untuk menjaga alignment dan posisi anatomi.Paling sering muncul pada daerah cervical atau lumbar dan jarang sekali pada daerah thorax. Dibagi menjadi dua jenis: Instabilitas horizontal dan instabilitas vertical.

5. Degenerative spondylolisthesis 

Degenerative spondylolisthesis umumnya terjadi pada vertebra lumbal dan tidak pernah terjadi pada thoracal. Degenerative spondylolisthesis muncul sebagai akibat adanya kerusakan parah disc vertebra. Degenerative spondylolisthesis dibagi menjadi dua: dynamic dan static.

      • Dynamic spondylolisthesis, which demonstrates instability on flexion/extension radiograph.
      • Static spondylolisthesis, which does not show radiological evidence of instability.

The static spondylolisthesis subtype may not necessarily need instrumentation or fusion, whereas dynamic subtypes may require additional fixation. 

6. Spondylosis

Spondylosis adalah istilah yang tidak spesifik untuk menjelaskan adanya perubahan hypertropic pada endplates (osteofit) dan facet joint. Ada tiga tipe dari degeneratif osteofit:  traction osteofit, claw osteofit dan wraparound bumper osteofit

C-changes: facet joints, figamentum flavum and spinal canal 

1. Degenerative changes in the facet joints 

Facet joints yang mempunyai cairan sinovial ada diseluruh vertebrae kecuali C1–C2. 

represents a secondary process that is associated with disc degeneration and loss of disc space height. Hypertrophic facet joint osteoarthritis (OA) can re-sult in narrowing of the central canal, lateral recesses and foramina

2. Ligamentum flavum hypertrophy 

Penebalan ligamentum flavum disebabkan karena degenerasi dari serat fibrous elastis dan proliferasi dari kolagen tipe 2.

Ligamentum flavum

3. Spinal canal stenosis 

Spinal canal stenosis refers to the diverse conditions that decrease the total area of the spinal canal, lateral recesses or neural foramina . Four factors are associated with the degenerative changes of the spine that cause spinal canal stenosis: disc herniation, hypertrophic facet joint osteoarthritis, ligamentum flavum hypertrophy and spondylolisthesis 

Spinal canal stenosis

 

 

 

Sumber:

Kushchayev, S. V., Glushko, T., Jarraya, M., Schuleri, K. H., Preul, M. C., Brooks, M. L., & Teytelboym, O. M. (2018). ABCs of the degenerative spine. Insights into Imaging, 9(2), 253–274. doi:10.1007/s13244-017-0584-z

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Most Popular

To Top
Exit mobile version